MERDEKA ATAU DIMERDEKAKAN
MERDEKA ATAU DIMERDEKAKAN
Yohanes 8:31-36
Pada tanggal 17 Agustus 2017 yad, Indonesia berulang tahun yang ke-72. Kita memperingati hari Kemerdekaan Indonesia yang sangat bersejarah. Mari kita ingat dan bangga Indonesia. Lebih kurang 72 tahun lalu, ada banyak pertempuran-pertempuran, bangsa Indonesia berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Ada sebuah yel-yel, slogan yang diucapkan, dan setiap kali bertemu mereka saling memperkatakan slogan itu satu sama lain sebagai sumber dorongan bagi mereka bertempur merebut kemerdekaan, Yaitu Merdeka!
Hari ini dalam nas khotbah yang kita renungkan bersama yaitu Yohanes 8:31-36, juga merenungkan kebenaran tentang merdeka. Namun, merdeka di sini bukan kaitannya dalam arti politik, ekonomi dllnya suatu negara, melainkan dalam arti rohani atau disebut dengan kemerdekaan sejati. Ada beberapa kebenaran penting tentang kemerdekaan Ilahi yang dapat dipelajari dari bagian perikop Firman Tuhan ini, yaitu:
- Kemerdekaan Dijanjikan dan Diberikan oleh Yesus Kristus (Ayat 34-36)
Dalam ayat 36 dikatakan “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.
- Kemerdekaan yang ditawarkan Kristus adalah bersifat rohani. Kemerdekaan yang ditawarkan Kristus bukan suatu revolusi yang bersifat politik. Tujuan kedatangan-Nya adalah untuk membebaskan jiwa-jiwa yang terbelenggu oleh dosa daripada mengalahkan kekuasaan Romawi atau kekuatan fisik di sekeliling kita. Kristus datang untuk membebaskan orang-orang yang berdosa /hidup dalam perbudakan dosa (ayat 34) di manapun orang itu berada.
- Dimerdekakan Kristus untuk hidup sesuai dengan tujuan penciptaan. Kita diciptakan untuk berjalan atau bersekutu dengan Allah, tetapi dosa telah merusak hubungan yang kita dengan Allah sehingga kita terpisah dengan Allah. Yesus Kristus adalah satu-satunya yang dapat membebaskan kita untuk menikmati hidup sebagai anak Allah daripada hidup sebagai anak iblis (perhambaan dunia).
- Halangan Untuk Memperoleh Kemerdekaan (Ayat 31a, 32-33)
Kemerdekaan telah ditawarkan dan akan diberikan, namun terdapat halangan-halangan untuk memperoleh kemerdekaan tersebut, antara lain:
- Tidak Mengakui sebagai hamba dosa (ayat 32-33). Pernyataan mereka bahwa mereka tidak pernah hidup sebagai budak bukan hanya tidak akurat tetapi merupakan kesombongan rohani dan sikap membenarkan diri. Padahal Israel pernah mengalami perbudakan di bawah pemerintahan Asyur, Babilonia, Persia, Kekaisaran Romawi. Bahkan sekarang mengalami perbudakan yang terbesar yaitu dosa mereka sendiri, namun mereka pun tidak mau mengakui sebagai hamba dosa.
- Mempercayai kebenaran atau agama mereka sendiri untuk menyelamatkan. Orang-orang Yahudi percaya dengan agama mereka yang turun-temurun dan ritual yang dijalankan dapat menyelamatkan mereka, mereka tidak percaya keselamatan hanya dalam Yesus Kristus. Jika dalam ayat 31 dikatakan Yesus”…orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya” percaya mereka adalah setelah melihat mujizat yang diadakan Yesus (lihat 2:23). Jelas bahwa iman yang salah tentang Kristus tidak akan dapat memerdekakan mereka dari dosa.
III. Kemerdekaan Sejati Diperoleh Melalui Iman yang benar dalam Kristus: Tetap Dalam Firman-Ku (Ayat 31b)
Ayat 31b…”Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku”. Tanda iman yang benar tidak hanya pengakuan verbal bahwa kita percaya Kristus. Tanda iman yang benar adalah “tinggal” (abide/dwell) dalam Firman Yesus (Firman Allah).
- Tinggal dalam Firman Allah artinya untuk mendapatkan kemerdekaan sejati itu harus mau tinggal (dwell) dalam Firman Allah. Jadi, Firman Tuhan bukan dijadikan sebagai pajangan atau aksesoris, atau sewaktu-waktu saja dibutuhkan, atau paket program yang hanya untuk suatu masa tertentu, melainkan terus menerus tinggal dalam hidup kita dan yang mengubahkan hidup kita.
- Tinggal dalam Firman-Ku berarti tidak dapat ditemukan di tempat lain.Tidak dapat ditemukan dalam pengajaran atau firman tokoh agama lain, surat pengakuan dosa yang dibuat manusia atau peraturan hukum yang lain. Kemerdekaan atau kebebasan sejati hanya ditemukan dalam Kristus.
Undangan: Maukah dan sudahkah kita tinggal dalam Firman Kristus, Firman Allah?
Oleh : Pdt. Yohanes Chai